KisahPenemuan Kopi. Syeikh Ali bin Umar As-Syadzili Al-Yamani di Indonesia dikenal sebagai Syeikh Abul Hasan As-Syadzili. Kisah penemuan kopi pertama kali berawal dari perjalanan beliau. Dikisahkan, ketika beliau dalam perjalanan untuk uzlah dan khalwat (mengasingkan diri) dari segala hiruk pikuk dunia, beliau terus berjalan sepanjang hari. Khusyuk merupakan sunah yang paling penting ketika mengerjakan salat. Dengan salat yang khusyuk, besar kemungkinan pahala yang akan kita dapatkan juga semakin besar. Adapun khusyuk adalah menghadapkan badan, hati, dan pikiran kepada Allah Swt serta membuang jauh-jauh perkara yang kerap mengganggunya. Perkara yang dimaksud yaitu apapun yang bisa membuyarkan fokus termasuk hal-hal yang berkaitan dengan akhirat. Oleh sebab itu, para ulama sepakat bahwa khusyuk bukanlah kewajiban dalam salat melainkan suatu kesunahan. Sebab, mustahil bagi seseorang yang ketika salat benar-benar tidak ada yang terbersit sesuatu di hati maupun pikirannya. baca juga Kisah Kekaguman Orang Kafir terhadap Salat Abu Bakar Kisah Abbad bin Bisyr, Sahabat Nabi yang Tetap Lanjutkan Salat Meski Dihujani Anak Panah Prof Nasaruddin Umar Khusyuk itu Ada Kemistri dengan Allah SWT Meski demikian, ada suatu doa yang bisa dipanjatkan agar seseorang dapat khusyuk dalam salatnya. Lafal doa tersebut adalah ISTIMEWA Allahumma inni auzubika min ilmin la yanfa' wa min qalbin la yakhsya' wa min amalin la yurfa' wa min nafsin la tasyba', wa min du'ain la yustajabu lahu. Artinya "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, amal yang tidak terangkat, nafsu yang tidak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan." HR. Muslim dari Zaid bin Arqom ra Sementara untuk doa yang lebih panjang dan lengkap adalah sebagai berikut ISTIMEWA Allahumma inni a'uzubika min 'ilmin la yanfa'u wa min qolbin la yakhsya'u wa min nafsin la tasyba’u wa min 'amalin la yutaqobbalu wa min du’aain la yusma’u . Ilahana zalamna anfusana faqad amartana fatarakna wa nahaitana fartakabna fala yasa’una illa afwuka. Allahumma taqabbal a’malana wa tammin taqshirana wamnahnal khasyyata wal khusyu’. Wa shallallahu ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa sallam. Artinya “Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak kenyang puas, dari amal yang tidak diterima dan dari doa yang tidak dikabulkan. Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, Engkau memerintahkan kami berbuat tetapi kami tidak mengerjakannya, Engkau melarang kami, tetap larangan-Mu kami abaikan, sehingga tidak ada yang kami harapkan kecuali ampunan-Mu. Ya Allah, terimalah amal perbuatan kami dan sempurnakanlah apa yang kurang dari kami serta anugerahilah kami rasa takut dan khusyuk terhadap-Mu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan juga kepada keluarga dan sahabatnya. Semoga Allah juga memberikan keselamatan kepada mereka.” Begitulah doa yang bisa kita panjatkan sebagai usaha untuk meraih kekhusyukan dalam ibadah. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.[] Membenarkanmu(Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.) Menyangkut pemakaian hizib, wirid, dana doa, para syekh tareqat biasnya tidak keberatan bila doa-doa, hizib-hizib (Azhab), dan wirid-wirid dalam tareqat dipelajari oleh setiap muslim untuk tujuan personalnya. Akan tetapi mereka tidak menyetujui murid-murid mereka mengamalkannya tanpa Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili bahasa Arab أبو الحسن الشاذلي lahir Ghumarah, Maroko, 1197 - wafat Humaitsara, Mesir, 1258 adalah pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Ia dipercayai oleh para pengikutnya sebagai salah seorang keturunan Nabi Muhammad, yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghreb sekarang termasuk wilayah Maroko, Afrika Utara pada tahun 593 H/1197 M. Namanya lengkapnya adalah Abul Hasan Asy-Syadzili Al-Hasani.[1] Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah. Nasab atau garis keturunan Abul Hasan Asy-Syadzili bersambung sampai dengan Rasulullah SAW. Berikut ini nasab Abu Hasan Asy-Syadzili Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya', bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad, bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah SAW[1] Sebagian besar sumber yang berbicara tentang sejarah Asy-Syadzili sepakat bahwa dia lahir di negeri Maghreb pada tahun 593 H 1197 M, di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah sekarang kota Ceuta, eksklave Spanyol di Afrika Utara. Dia tumbuh di desa ini. Dia menghafal Al-Quran Al-Karim dan mulai mempelajari ilmu syariat. Kemudian dia pergi ke kota Tunis ketika masih sangat muda. Dia tinggal di sebuah desa yang bernama Syadzilah. Oleh karena itu, dia dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun dia tidak berasal dari sana, sebagaimana dikatakan oleh penulis al-Qamus. Ada juga yang mengatakan bahwa dia dinisbatkan kepada desa tersebut karena dia tekun beribadah di sana. Asy-Syadzili berkulit sawo matang, berbadan kurus, perawakannya tinggi, pipinya tipis, jari-jari kedua tangannya panjang, dan lidahnya fasih serta perkataannya baik.[1] Dia tidak terlalu membatasi diri dalam makan dan minum. Dia selalu mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Dia tidak pernah terlihat memakai baju-baju bertambalan sebagaimana yang dipakai oleh sebagian sufi, bahkan selalu mengenakan pakaian bagus. Dia menyukai kuda, memelihara, dan menungganginya. Dia selalu menasihatkan untuk bersikap moderat. Ref Ibn Abi al-Qasim al_Humairi "Jejak-jejak Wali Allah", halaman 2-4. Penerbit ERLANGGA, 2009 ISBN 13978-979-033-319-2 Syadzialyah adalah nama sebuah desa di benua afrika, nama ini kemudian menjadi afiliasi syekh abu hasan asy syadzili. Beliau pernah bermukim di iskandariyah sekitar tahun 656 H, beliau wafat dalam perjalanan haji dan di makamkan di padang idzab mesir, sebuah padang pasir yang berair asin ,lalu menjadi tawar sebab karamah syekh abu hasan as syadzili. Biografi syekh abu hasan asy syadziliSyekh abu hasan as syadzili mendalami thoriqoh dan ilmu hakikat setelah matang dalam ilmu fikih , beliau tidak pernah terkalahkan setiap kali berdebat dengan ulama ulama ahli fikih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu hakikat,syekh abu hasan asy syadzili berguru kepada syekh abdus salam ibnu masyisy yang di kenal sebagai wali qutub..Akhirnya , syekh abu hasan asy syadzili meneruskan qtuthbiyah nya dan menjadi pimpinan para wali. Syekh abu hasan asy syadzili mendirikan thoriqoh syadziliyah yang di ikuti oleh jutaan umat islam di seluruh dunia hingga saat ini. Selain itu, syekh abu hasan asy syadzili memilki beberapa amalan hizib yang sangat masyhur di kalangan umat islam. Di antaranya adalah hizbul bahr. Konon , hizib ini beliau terima langsung dari Rosulullah SAW . Syekh abu hasan asy syadzili pernah melakukan riyadhah selama 80 hari tidak makan, di sertahi dzikir dan sholawat yang tanpa henti. Saat itu beliau merasa tujuannya untuk whusul kepada Allah SWT telah tercapai . lalu, datanglah seorang perempuan , dia keluar dari gua dengan wajah yang sangat menawan dan bercahaya. Dia menghampiri beliau dan berkata ” sungguh sangat sial , lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil, sedangkan aku udah enam bulan lamanya belum pernah merasakn makanan sedikitpun. Baca juga; imam sanusi sang teolog sunni Suatu ketika saat syekh abu hasan asy syadzili berkelana, beliau berkata dalam hati “ ya ALLAH , kapankah aku bisa menjadi hamba MU yang bersyukur?” kemudian terdengarlah suara, “kalau engkau sudah mengerti dan merasa bahwa yang di beri nikmat hanya engkau saja” beliau berkata lagi “bagimana aku bia begitu, padahal engkau sudah memberi nikmat kepada para nabi, ulama dan para raja?” kmudian terdengarlah suara lagi “ jika tidak ada nabi, engkau tidak akan mendapatkan petunjuk. Jika tidak adaa ulama engku tidak akan tahu bagaiman caranya beribadah. Jika tidak ada raja engkau tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari ku yang aku berikan hanya untuk mu Syekh abu hasan asy syadzili pernah berkhalwat menyendiri dalam sebuah gua agar bisa whusul kepada Allah SWT ,lalu beliau berkata dalam hatinya, bahwa besok hatinya kan terbuka. Kemudian datanglah seorang waliyullah “ bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali. Kenapa engkau beribadah bukan karena Allah SWT hanya ingin menuruti nafsu menjadi wali” kata wali itu. Setelah itu beliau sadar dan faham dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT dW8N. 162 176 496 320 222 484 155 160 307

doa syekh abul hasan asy syadzili